Sopir Taksi Wanita : Bukan Hal Yang Biasa, Tapi Luar Biasa.

Posted: February 16, 2011 in Keluarga, Others
Tags: , , , , , , , , , ,

Tanggal 27 Januari 2011 yang lalu, saya harus mengikuti meeting di kantor pusat yang berada di daerah Karawaci, Tangerang. Karena mobil dinas dari kantor saya di Plaza Semanggi sedang full booking, maka saya memutuskan menggunakan Taxi untuk berangkat ke Karawaci. Ini artinya perjalanan pulang pun saya harus menggunakan Taxi juga.

Perjalanan berangkat dapat dicapai dalam 30 menit saja. Sangat lancar untuk ukuran Jakarta menuju arah kota satelit di sisi Baratnya ini. Setelah mengikuti meeting hingga pukul 13.30, saya pun bermaksud pulang dan memesan Taxi melalui receptionist. Tak lama menunggu, sebuah taxi Blue Bird Group mendekati Porte Cochere (Canopy Entrance) dan berhenti dengan mulus. Saya berterima-kasih kepada receptionist dan membuka pintu belakang taxi itu. Sejenak saya tertegun saat pertama kali membuka pintu taxi itu, karena merasakan suasana yang berbeda. Parfum feminin yang wangi segera tercium dan aksesories berwarna merah cerah tergantung kaca spion serta di beberapa sudut taxi.

Driver Taxi Wanita : In Action

“Selamat siang, Pak. Silakan duduk. Mau saya antar kemana?” Sapaan yang lembut terdengar. Sebenarnya sebuah sapaan standar driver taxi Blue Bird Group ketika pertama kali kita mulai membuka pintu dan duduk dengan nyaman di kursi mobil.

Sejenak saya tidak menjawab karena takjub. Wajah seorang wanita yang cukup manis menoleh kepada saya sambil tersenyum ramah dari belakang stir mobil. Bibirnya diolesi lipstik tipis dan alis matanya terlihat terawat baik seperti biasanya wanita berdandan. Tapi Make Up nya sederhana saja dan tidak berkesan menor.

“Wah….tumben nih, drivernya wanita” Celetuk saya tak sadar sambil duduk di kursi belakang dan menutup pintu. Tak sadar juga bahwa saya belum menjawab sapaanya.

“Sudah banyak kok pak!!” jawab sang wanita tetap dengan senyum ramah dan sabar.

“Oh ya, minta tolong antar saya ke Plaza Semanggi ya, mbak.” pinta saya akhirnya kembali ke dunia nyata.

“Baik pak” jawabnya sambil dengan cekatan merubah gigi dan memutar stir.

Beberapa saat saya mengamati caranya menyetir mobil. Cukup halus dan cekatan. Sepertinya memang dia sudah lama dan terbiasa membawa mobil. Terbukti saat memindahkan gigi, mengakselerasi kecepatan dan mengerem kendaraan dapat dilalui dengan cukup halus.

Akhirnya saya pun mencoba mengajaknya untuk berbincang-bincang. Bukan karena dia kebetulan wanita, tapi memang sudah menjadi kebiasaan saya mengajak berbincang-bincang sopir taxi agar selama perjalanan agar lebih relax dan terkesan lebih ramah. Biasanya sopir taxi akan sangat senang diajak bicara tentang keluarganya, kondisi saat dia bekerja dan hal-hal manusiawi lainnya. Dengan demikian sang sopir pun akan senang juga mengendarai kendaraannya dan dapat mengantar saya tiba dengan selamat sampai tujuan tanpa harus mengambil jalan berputar-putar.

Sang driver dengan ramah menjawab pertanyaan saya. Tapi perhatiannya tetap tercurah ke jalan di depannya. Pertama-tama yang saya tanyakan adalah sudah berapa lama menjadi supir taxi Blue Bird.

Dona, kita sebut demikian saja nama sang taxi driver ini, menjawab bahwa dia baru menjalani profesi ini sekitar 6 bulan. Sebenarnya dia mengajukan lamaran ke Blue Bird Group di bagian back office. Tapi ternyata ada aturan dari Blue Bird Group bahwa setiap karyawan harus merasakan bagaimana menjadi driver taxi selama waktu tertentu, agar mereka mendapatkan pengalaman sebagai orang lapangan dan merasakan bagaiman menjadi orang operasional. Ini berlaku hampir untuk semua posisi. Sebuah ketentuan yang baik sekali saya rasa.

Ternyata pula, sudah cukup banyak driver wanita taxi di Blue Bird. Di poolnya Dona saja di sekitaran Kali Deres, ada sekitar 60 orang wanita yang bekerja sebagai driver. Memang para driver wanita ini terbatas waktu operasionalnya, karena biasanya hanya bekerja di pagi sampai sore hari saja. Dalam seminggu, mereka bekerja 5 hari kerja dan 2 hari libur. Cukup beralasan jika melihat angka kriminalitas di Jakarta yang tertinggi di bandingkan polda-polda lain di Indonesia. Apalagi di malam hari.

Lalu saya pun menanyakan latar belakang keluarganya. Pertanyaan ini beralasan karena rasanya akan jarang sekali seorang suami mengijinkan istrinya menjadi supir taxi. Lalu saya pun tertegun mendengar jawabannya. Ternyata, menurut penuturan Dona, dia sudah ditinggal sang suami sejak 3 tahun yang lalu, artinya saat ini dia adalah seorang Single Parent. Sang suami yang lebih tua 10 tahun dan dulu bekerja di sebuah perusahaan asing meninggal dunia dalam kecelakaan di kamar mandi rumah 3 tahun yang lalu. Dona sendiri saat ditinggal mati suaminya telah dikaruniai 2 orang anak, dua-duanya laki-laki. Yang sulung berumur 8 tahun (SD kelas 3) dan bungsu baru berumur 5 tahun. Saat ini kedua anaknya diasuh oleh ibu dan ayahnya yang tinggal di rumah Dona yang merupakan peninggalan almarhum suaminya di sebuah perumahan cukup elit di Alam Sutra. Sedangkan Dona sendiri tinggal di kost di dekat pool nya di daerah Kali Deres. Hal ini semata karena alasan efesiensi waktu dan biaya. Dia seminggu dua kali pulang ke rumahnya di Alam Sutra untuk menemui kedua buah hatinya itu. Saya pun menyatakan simpati dan salut akan kegigihannya mencari nafkah sebagai supir taxi. Terlebih setelah ditinggal mati suaminya 3 tahun yang lalu.

Saya pun menanyakan latar belakang pendidikannya. Saya menebak bahwa mungkin Dona hanya lulusan SMA sederajatnya atau minimal akademi. Tapi ternyata tebakan saya meleset. Dia merupakan lulusan S1 – Management Transportasi dari sebuah universitas ternama di Jakarta Timur. Akhirnya terjawab sudah ‘keanehan’ yang saya rasakan selama saya berbincang-bincang dengan Dona. Cara bertuturnya yang sopan dan terpelajar, cara mengendarai mobil yang cekatan dan luwes serta pandangan hidupnya yang luas, gigih dalam mengarungi tantangan hidup, mandiri dan dewasa menunjukkan bahwa tingkat pendidikannya memang cukup tinggi dan berasal dari keluarga yang cukup mampu dari sisi materi. Tak segan-segan saya ungkapkan kekaguman saya itu semua pada Dona. Tujuan saya memujinya bukan bertujuan agar dia menjadi takabur, tapi semata-mata agar dia menjadi semakin termotifasi untuk tetap gigih mengarungi kehidupan yang keras di Jakarta tanpa suami dan harus menghidupi 3 orang anak.

Driver ID – Blue Bird Group

Beberapa topik pembicaraan mengalir dengan hangat dan akrab. Dan Tak terasa, perbincangan kami telah berjalan lama hingga mobil taxi mulai mendekati Plaza Semanggi. Dengan cukup cekatan, dia mengambil jalan-jalan pintas untuk masuk ke arah belakang Plaza Semanggi karena dari arah depan telah ditutup oleh Dinas Perhubungan DKI beberapa bulan yang lalu dengan alasan yang menurut saya kurang beralasan,karena penutupan ini tidak memperlancar arus lalu lintas, bahkan sebaliknya membuat lalu lintas semakin macet.

Sesaat sebelum tiba di Plaza Semanggi, saya meminta ijin kepada Dona untuk mengambil foto dirinya dan foto tag name ID drivernya melalui Blackberry Onix2 saya. Saya pun meminta ijin meminta nomor teleponnya dan untuk membuat reportase tentang dirinya dalam blog saya. Awalnya dia keberatan, tapi akhirnya dia setuju setelah saya mengatakan bahwa saya tidak akan mempublish nama asli, nomor ID Driver dan nomor handphonenya dalam blog saya itu.

Setelah membayar ongkos taxi sesuai tarif dan menambahkan tip, saya pun mengucapkan terima kasih dan berpamitan pada Dona. Begitu keluar dari taxi, hembusan angin panas kota Jakarta segera menyergap saya. Alhamdulillah. Hari ini, bertambah pengalaman spiritual saya melalui seorang perantara pengemudi taxi wanita. Seorang Dona, yang telah gigih, tanpa perasaan malu, tanpa perasaan gengsi menjadi seorang supir taxi, untuk menghidupi kehidupannya sendiri dan kedua anaknya sepeninggal suaminya tercinta. Mungkin secara materi, keluarganya masih mampu memberinya bantuan, tapi sikap mandiri yang ditanamkan almarhum suaminya dulu telah menempanya untuk tetap tegar dan kuat mengarungi kerasnya kota Jakarta dan tidak bergantung pada belas kasihan orang lain. Semoga Allah selalu melindungimu dan kedua anakmu, Dona. Saya yakin, masih banyak Dona-Dona lain di dunia ini.

Plaza Semanggi

Jakarta, 15 Feb 2011.

Catatan : Dengan alasan privacy dan memenuhi janji saya, maka saya tidak tidak menyebutkan nama asli, nomor ID Driver dan nomor telepon genggam driver taxi wanita tersebut.

Comments
  1. Buddy-Kejam says:

    Ane juga pernah dapet pengalaman gini di bandung, pelayanannya jadi ramah, banyak boneka didalemnya… jadi kayak dianterin sama nyokapss….

  2. yosi says:

    Sayang tulisan di blog nya gak bs di share di facebook…spy bs menginspirasi lebih banyak orang…

  3. Sista says:

    Trm ksh sdh share pengalamannya pak… saya pun dulu pernah melamar mjd driver di Transjakarta ttpi gagal krn pd waktu parkir bus sy kurang lurus..kurang penyesuaian dg body bus yg besar… sedih skl krn wkt itu sy betul2 memerlukan pekerjaan tsb utk support ibu yg sakit stroke… Saya kagum dg ‘mbak Dona’ yg berjuang demi keluarganya..

    • Hallo mbak. Terima-kasih sudah masuk ke blog saya.
      Salah satu profesi yang ingin saya review sejak dulu adalah driver wanita Transjakarta, yang harus mengendalikan sebuah kendaraan pengangkut masal yang luar biasa besar resiko dan tanggung jawabnya. Sayangnya belum ada kesempatan untuk itu.
      Saya rasa, mbak engga usah berkecil hati tidak diterima di Transjakarta karena Tuhan selalu mempunyai rahasia dalam menentukan nasib umat Nya. Mungkin Tuhan ingin melindungi mbak, karena jika mbak jadi menjadi driver Transjakarta sambil memikirkan biaya pengobatan ibunda, jangankan parkir nyerong, bisa saja saat mengemudi menabrak kendaraan lain yang justru akan lebih fatal akibatnya.
      Semoga kita selalu mengambil hikmah dalam setiap kejadian yang tidak mengenakkan kita. Semoga ibunda segera sembuh. Tetap semangat & tetap berdoa!!!
      Salam.

  4. koropedang says:

    Luar Biasa kegigihannya.patut jadi inspirasi

  5. rosi says:

    salut, dan secara pribadi saya jadi malu karena saya belum segigih mba Dona.. Trims

  6. pungky says:

    Hmmmm .. betapa kerasnya hidup ini, dimana kita diharuskan belajar terlebih dahulu dari O.
    nice posting my brader. mengingatkan kepada kita bahwa hidup inilah tidak mudah, harus penuh dengan kegigihan, penuh dengan keberanian.

    • Betul om pungky. Saya sependapat. Untuk itulah saya bertekad mempublish perihal sang driver wanita ini agar kita (apalagi pembaca laki-laki) tidak cepat menyerah dan selalu bersyukur atas nikmat Nya. Amin. Thanks sob!!

  7. Ricky L says:

    Nice share….kirain naik taksi ke cirebon Om one…hehehehhe

  8. bodats says:

    gak diajak touring sob? *siul-siul ala upin*

  9. eko says:

    nice share wan….keren

Leave a comment