2Ride7 Jakarta – Lombok : (Wisata) Istana Tampak Siring Yang Hampir Terlupakan

Posted: May 22, 2012 in Motor, Petualangan, Touring
Tags: , , , , ,

Gak boleh masuk ke Tampak Siring šŸ˜¦

“Ne, loe coba dari arah kintamani ke arah Istana Tampak Siring aja. Jalurnya searah ke Denpasar kok”. Demikian kira-kira usul dari Bro Alex, tim Support Project 2Ride7 di Jakarta saat penulis meminta usul dari dia lokasi apa yang bisa dikunjungi disekitaran Kintamani – Bali.

Sebenarnya, penulis kurang berminat datang ke lokasi bersejarah yang dijadikan Istana Kepresidenan sejak jaman Presiden Pertama RI Ir. Soekarno ini. Mungkin terpengaruh skeptisisme penulis sendiri tentang penggunaan nama “Istana” untuk nama sebuah peristirahatan/tempat ngantor untuk presiden di Indonesia. Mengapa harus istana? Mengapa tidak wisma? gedung?

Tapi dengan mengabaikan skeptisisme tadi, maka akhirnya selepas jam 14.00 waktu setempat, penulis memacu kendaraan ke arah Tampak Siring. Ternyata menuju ke arah Tampak Siring dari arah Kintamani memang tidak terlalu sulit. Mengambil arah selatan kintamani, jalanan terus menurun. Aspal yang mulus dan kondisi jalan yang agak sepi cukup menggoda penulis untuk memacu kendaraan. Tapi demi safety riding, penulis menahan kecepatan di maksimal 70kpj.

Begitu banyak spot gambar yang bisa diambil sepanjang perjalanan dari Kintamani ke arah Tampak Siring, namun karena mengejar waktu terpaksa dilewatkan dulu. Tak lebih dari 30 menit, motor penulis memasuki desa Tampak Siring yang asri. Hanya 70m dari pertigaan, penulis segera melihat lokasi istana ini.

Dengan dibatasi sebuah sungai curam yang dihubungkan dengan jembatan kokoh, penulis bermaksud memasuki halaman depan istana Tampak Siring. Tapi 2 buah barikade/barrier yang kokoh terpasang menghalangi jalan masuk. Terpaksa penulis memarkir motor di atas jembatan.

Ternyata kendaraan tidak diperbolehkan masuk ke dalam. Jadilah penulis berfoto ria sendirian tanpa tunggangan di depan gapura (gerbang) istana untuk berlibur presiden dan keluarganya itu (makin terasa jadi rakyat biasa…..:P)

Sesama pengguna motor Karisma šŸ˜€

Saat akan pulang, pedagang kerajinan seperti biasa memelas untuk dibeli barang dagangannya. Alasannya sama : untuk beli makan. Tapi harga yg ditawarkan memang menggila. Kerajinan ukiran tulang dari harga 150rb sepasang bisa didapat menjadi 60rb rupiah. Penulis pun sempat berbincang2 dengan Serma Putu Astrawan, Polisi Militer yang bertugas disana. Karena motornya Honda Karisma, maka penulispun memberinya stiker KHCC (Karisma Honda Cyber Community) sebagai kenang2an.

Perjalanan pun berlanjut ke Puri Besakih….

Powered by Telkomsel BlackBerryĀ®

Leave a comment