Tidak cepat putus asa! Itu prinsip yang benar-benar harus dipegang saat penulis berada di jalan lingkar luar baru Nagreg, Garut – Jawa Barat beberapa waktu yang lalu. Setelah berusaha hingga saat-saat akhir dan harus menemui berbagai halangan, akhirnya penulis berhasil mengambil foto dengan background pemandangan yang spektakuler di lokasi itu. Tanjakan Nagreg yang menjadi momok bagi sebagian penggunanya karena kecuraman tanjakannya dan selalu menjadi biang kemacetan panjang dari tahun ke tahun terutama di saat mudik lebaran itu, sekarang sudah sedikit lebih ‘ramah’ dengan dibangunnya jalan lingkar yang berfungsi untuk mengurangi kecuraman tanjakan sekaligus menguraikan kemacetan. Bahkan jalan lingkar ini juga menawarkan pemandangan yang indah, Berikut liputannya.
Rasa kecewa terasa menyesakkan ketika di siang yang terik itu penulis melihat jalan masuk ke jalan lingkar luar baru Nagreg, Garut – Jawa Barat (dari arah Garut) dipalang sebatang bambu panjang. Sebuah tulisan seadanya pada selembar tripleks menerangkan bahwa jalan itu ditutup untuk umum karena sedang dalam tahap penyelesaian konstruksi. Di ujung palang bambu itu seorang security tampak berjaga sambil terkantuk-kantuk di sebuah pos jaga. Jauh di depan penulis, jalan beton lebar yang mendaki melingkari bukit yang dipapas. Kesepian jalan beton itu seakan merayu untuk dilewati. Tapi apa daya, jalan itu tidak bisa dilalui karena tertutup untuk lalu lintas umum. Akhirnya penulis pun melanjutkan perjalanan ke Bandung melalui jalan lama.
Tapi tiba-tiba sebuah pikiran nekad muncul di kepala penulis saat penulis melintasi akses keluar jalan lingkar itu. Penulis segera mengerem motor dan memutar balik melalui pinggir jalan ke arah akses keluar jalan lingkar luar yang baru saja terlewati. Benar saja, sebuah celah yang cukup lebar untuk dilalui motor nampak terlihat di blok-blok beton yang terpasang. Di belakangnya, sebuah jalan sepi yang lebar dan mulus membentang ke arah bukit di atasnya. Sebuah rencana nekad pun terlintas di benak penulis, kapan lagi bisa mengambil foto di lokasi ini jika tidak sekarang? Mumpung masih sepi, heheheheh. Maka dengan tekad bulat, penulis masuk melalui celah beton itu dan segera memacu motor di jalan yang mulus itu kearah atas bukit. Benar-benar enak memacu motor di jalan yang mulus, lebar dan sepi itu. Seperti layaknya memacu motor di sebuah trek lintasan sirkuit :D.
Di jalan itu, tidak terlihat satu pun kendaraan yang melintas selain satu dua motor penduduk setempat yang mengangkut hasil bumi dari ladang-ladang sekitar melintas di jalan lingkar luar ini. Di lokasi yang strategis, penulis mengambil beberapa spot foto dengan pemandangan yang keren. Setelah itu penulis melanjutkan perjalanan lebih dalam lagi. Setelah melewati beberapa belokan dengan kecepatan tinggi seperti layaknya pembalap di sirkuit, penulis berhadapan dengan konstruksi beton berupa semi terowongan yang indah. Sayangnya untuk masuk ke dalamnya, kembali sebuah bilah bambu di tengah jalan menghalangi jalan. Seorang security terlihat berjaga di sebuah pos di pinggir jalan. Di kiri kanan mulut terowongan, beberapa bedeng proyek berdiri, hening dan berdebu. Sepi tanpa aktifitas.
Huh, rasanya tanggung jika harus berbalik arah lagi. Masa hal seperti tadi harus terulang lagi. Akhirnya penulis mematikan motor dan menghampiri petugas security tersebut.
“Wilujeng enjing, kang!” sapa penulis seramah-ramahnya dalam bahasa sunda yang berarti selamat pagi.
Setelah berbasa basi sedikit, penulis menyampaikan maksud penulis meminta ijin masuk ke lokasi kontruksi untuk mengambil beberapa gambar. Penulis juga sampaikan bahwa penulis berasal dari Jakarta dan sengaja datang ke Nagreg ini. Kemampuan penulis berbicara dalam bahasa sunda benar-benar membantu penulis berkomunikasi saat itu. Setelah melirik sebentar ke arah motor penulis seakan ingin memastikan penulis tidak berbohong, akhirnya security itu membolehkan penulis masuk (Alhamdulillah!). Sewaktu penulis tanyakan mengapa proyeknya terlihat sepi, ternyata hari itu sedang libur. Pantas saja!
Akhirnya setelah menarik bilah bambu yang menghalangi jalan, penulis pun bisa melenggang dengan bebas masuk membawa motor ke kontruksi beton semi terowongan tersebut. Setelah mengambil beberapa spot foto, penulis terus melaju ke ujung terowongan dan konstruksi itu berakhir di sebuah jembatan dengan pemandangan yang indah disamping kirinya.
Terlepas dari berhasil tidaknya jalan lingkar luar ini mengurangi ketajaman kemiringan tanjakan Nagreg di jalur lama serta kemampuannya mengurai kemacetan, serta dengan tidak membandingkan kerumitan konstruksi yang mungkin di tempat lain lebih rumit lagi, tapi sebuah upaya mewujudkan keinginan manusia dalam menyikapi keadaan alam dengan caranya sendiri adalah sebuah usaha yang patut dihargai.
HH – 07 Des 2011
walah mantabs gan… jadi pingin ngejajal jalan alternatif itu
waah…masih kosong gitu bro?
waktu saya lewat sih udah rame (Mei kemarin)
videonya –> http://www.youtube.com/watch?v=NjtO5FDZzhs
Betul mas, Waktu itu masih dalam tahap perbaikan setelah Lebaran dipake sementara 😀
eeh, motormu lieeen, malah di pajjang…
om,,om,,, mau nanya, OOT tapinya, ntu stang pake punya mongstor apa? bukan kebo amerika kan ya?
local punya mas
coba ke jambi, jalanan lebih bagus.. Aspal lebih tebel, tikungan keren.. bagus buat cornering atau cuman buat touring biasa.. 😀
et dahh…. itu motor ngalangin jalan gan…
minggir!!! #kamplengisisan
Natal kemarin sempet turing k bandung and lewat jalur ini untuk pertama kalinya, surprise juga coz baru tahu ada jalur ini. Dan kebetulan cuaca mendung dan berkabut semakin membuat scenerynya jadi dramatis, keren lagh!
Betul masbro….kalo lewat situ seakan2 kita terasa kecil lho….engga ada artinya dengan ciptaan Tuhan & daya upaya manusia untuk menyiasati keterbatasan fisik….
pulang mudik kemaren untung jalur lingkar ini pas kebagian dibuka, sempet didokumentasiin (video) juga mulai masuk jalur lingkar Nagrek sampe menjelang keluar terowongan. treknya mantep
Mudah-mudahan, tidak ada warung-warung liar di sepanjang jalan baru itu. Untuk menjaga keasrian (dan terutama juga menghindari kemacetan)
[…]Tapi tiba-tiba sebuah pikiran nekad muncul di kepala penulis saat penulis melintasi akses keluar jalan lingkar itu.[…]
no pain no gain, mas Wawan.. Bagus!
hehehehe…:D
Lebaran kemarin rame situ mas.
Aku jg sempet foto2 di semi terowongan itu
Betul. Memang waktu lebaran tahun 2011, jalan ini dibuka sementara untuk mengurai kemacetan meskipun konstruksi semi terowongan dan jembatan belum selesai sempurna.
keren Gan
Makasih gan….