Dinner (makan malam) adalah salah satu aktifitas makan yang spesial di malam hari. Biasanya dilakukan dengan keluarga/teman/pasangan terkasih untuk merayakan sesuatu hari yang spesial atau hanya sekedar bertemu dan kongkow-kongkow. Lokasi dinner pun biasanya mencari tempat-tempat yang tidak biasa atau mencari menu ya tidak biasa.

Kali ini penulis berkesempatan untuk dinner dalam merayakan ulang tahun pernikahan dengan istri tercinta di sebuah restoran yang unik, karena berada di ketinggian Jakarta. Tepatnya di SKYE, yang beralamat di BCA Tower Lt. 56, Jl. M.H. Thamrin No. 1, Menteng, Jakarta Pusat.

Setelah melakukan reservasi (dan secara kontinyu diingatkan oleh pihak resto pada kita, dimana dalam kasus saya, rahasia saya untuk memberikan kejutan mengajak istri dinner disana jadi terbongkar :D), di hari bahagia tersebut, kami pun berangkat sejak sore dari rumah. Setelah berputar-putar mencari jalan karena memang lokasinya berada di area nomor kendaraan ganjil genap, saya memarkir kendaraan di gedung Grand Indonesia, kami berjalan ke lobby depan. Oleh security, kami diarahkan untuk naik melalui lift khusus untuk naik langsung ke SKYE sehingga terasa sekali exclusivitasnya.

Setibanya di lantai 56, kami langsung dihadapkan pada lobby yang designnya menarik karena menggunakan ornament kayu dengan penerangan yang redup sehingga menguatkan kenaturalannya. Belok ke kiri setelah pintu lift terbuka, kita disambut oleh staf wanita yang menanyakan reservasi dan menawarkan pilihan paket dinner. Setelah memilih paket dinner, sebelumnya kami memutuskan untuk terlebih dahulu meninjau observation deck yang terletak outdoor. Untuk masuk ke observation deck ini, pengunjung harus membayar sejumlah deposit yang nantinya bisa ditukar dengan makanan/minuman dari restoran berbeda yang berada di lokasi ini.

Di Area obervation deck, sejumlah pengunjung sudah terlihat di beberapa sudut. Ternyata sebagian besar pengunjung memang masuk ke area ini lebih untuk mengambil foto karena memang pemandangannya sangat spektakuler. Jarang-jarang kita bisa melihat Kota Jakarta dari ketinggian 56 lantai (kurang lebih setinggi 280m), apalagi dimalam hari. Jutaan lampu dari gedung dan dari kendaraan terlihat seperti bintang yang bertebaran di hadapan kita. Sayangnya tidak mudah juga mengambil foto dengan background kota di malam hari dan dengan penerangan di lokasi yang tidak memadai jika hanya menggunakan handphone. Tapi untungnya smartphone sekarang sudah dilengkapi fitur-fitur yang baik untuk mendapat foto di lokasi dengan kondisi ini.

Di lokasi ini, terdapat beberapa bench (yang harus reservasi untuk mendudukinya dan dengan minimum purchase) serta terdapat sebuah kolam. Kolam ini rasanya tidak tepat disebut sebagai kolam renang (karena tentu saja tidak privat dan kebanyakan yang datang menggunakan pakaian dinner). Jadi kolam ini lebih ke kolam tematik saja jadinya. Tapi secara umum memang pemandangannya luar biasa.

Setelah puas melihat suasana di Observation Deck, kami pun memulai dinner di lokasi restoran. Karena restoran ini mengusung western food, maka siap-siap saja kita pun dimanjakan dengan menu-menu yang tidak biasa untuk lidah orang Indonesia. Secara kesuluruhan, menu yang ditawarkan dan rasa makanannya cukup enak dan sebanding dengan harganya yang di atas rata-rata. Tapi penulis pikir worth it karena tidak sering kita bisa menikmati dinner dengan suasana yang berbeda ini.

Jakarta, 05 Juli 2020

Saat penulis menuliskan artikel ini, penulis sudah melakukan beberapa perjalanan ke Bali. Tapi hingga saat ini, penulis merasa tidak pernah bosan untuk berencana mengunjunginya lagi. Dan penulis pun cukup yakin, tidak hanya penulis saja yang merasakan hal seperti itu, tapi juga ribuan bahkan jutaan turis (baik asing maupun domestik) yang pernah menginjakkan kakinya di pulau seluas 5780 km2 ini, ingin suatu saat dapat kembali berkunjung pulau dewata ini.

Lalu, apa yang menarik dari pulau dengan populasi 4,22 juta orang (2012) ini?

Mungkin banyak aspek yang membuat seseorang serta merta menyatakan dengan spontan “I’m really love Bali” saat pertama kali sampai ke daerah asal dari tarian Kecak dan Pendet ini. Namun karena penulis berbackground arsitek, maka ketertarikan penulis pada Bali seringkali difokuskan pada keragaman unsur etnik arsitekturnya. Tidak akan sulit bagi kita menemukan begitu beragamnya langgam etnik arsitektur khas bali di setiap pelosok daerah yang kita kunjungi di sana. Karena disetiap rumah yang ‘sederhana’ sekali pun, etnik arsitektur Bali sangatlah kental dan terjaga dengan baik.

Apa saja yang menarik? berikut ulasan singkatnya.

DSC_0040_1

Read the rest of this entry »

“This is yours?”

“Yes. It’s mine, Sir.”

“Are you architect?”

“Not really, anything wrong sir?”

“No, everything is great. But I just look at your handwriting on this paper. I’m sure, you are Architect cos you have a great handwriting!”

Begitu kurang lebih percakapan penulis dengan seorang bule yang merupakan salah satu tenaga ahli expatriat yang dipekerjakan di kantor tempat penulis bekerja. Dia secara tidak sengaja berjalan di samping cubicle penulis dan melihat sebuah risalah meeting yang penulis buat sebagai minutes of meeting di sebuah proyek luar kota. Sejenak dia tertegun melihat kertas itu dan terjadilah percakapan di atas.

lease line & wiremesh_4-001 Read the rest of this entry »

Sebagai rider, seberapa jauh pengetahuan anda tentang P3K? Jangan-jangan anda juga tidak tahu atau lupa kepanjangan dari P3K? :D. P3K merupakan singkatan dari Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan atau dalam bahasa kerennya adalah First Aid. Apakah seorang rider seperti anda butuh pengetahuan ini? jawabannya adalah relatif. Untuk anda yang sering berpergian dengan sepeda motor dan memiliki rasa toleransi dan keperdulian yang tinggi, pengetahuan dasar akan P3K sangat penting, baik untuk kepentingan diri anda sendiri, teman perjalanan maupun orang yang anda lihat terkena kecelakaan dan membutuhkan pertolongan darurat. Berikut ulasan tentang pengalaman penulis dan Bro Andry Berlianto mengikuti training singkat P3K di 4Life – Bogor, beberapa waktu yang lalu, terkait dengan project 2Ride7.

Pengetahuan Dasar Pernafasan

Read the rest of this entry »

Saat penulis membuka-buka arsip lama, sebuah judul tulisan tampak terlihat. Ahhh…..!! Sebuah review jaket riding yang sudah lama sekali penulis tulis tetapi belum pernah di publish terlihat didalamnya. Meskipun rasanya terlambat, tapi setidaknya bisa menjadi review bagi teman-teman sesame rider yang hobby bertualang dengan sepeda motor. Berikut tulisan lengkapnya dengan penambahan dan penyesuaian di beberapa bagian tulisannya.

Penyerahan Jacket Oleh Respiro Read the rest of this entry »

Sudah lama penulis memiliki unit GPS (Global Positioning System), sebuah perangkat yang sangat berguna untuk seorang yang suka berkelana seperti halnya penulis. Tanpa perangkat ini, setiap penjelajah akan merasa kehilangan seorang ‘asistant’ yang pintar untuk menentukan arah dan mengetahui posisi dimana saat itu dia berada. Lalu bagaimana memasang sebuah unit GPS pada sepeda motor, berikut beberapa catatan penulis.

GPS Pada Sepeda Motor

Read the rest of this entry »

Seringkali para petualang dengan bermotor melupakan satu hal yang sangat penting dalam melakukan perjalanan jarak jauh : MINUM. Padahal minum adalah salah satu faktor penunjang hidup bagi setiap manusia, sehingga perannya benar-benar sangat penting. Terlebih bagi para rider yang bisa berkendara tanpa henti hingga berjam-jam.

Aktifitas menambah cairan ke dalam tubuh ini seakan dinomor dua kan oleh para rider yang dalam target sampai di sebuah tujuan dengan waktu tertentu. Hal ini dikarenakan aktifitas minum bisa berarti : berhenti dari berkendara dan turun serta merogoh tas/box untuk mengambil botol minum yang telah disimpan sebelumnya. Jika kebetulan kita di awal tidak mempersiapkannya, berarti kita harus berhenti di warung warung terdekat yang menjual minuman ini bukan? Lalu bagaimana menyiasati agar kita bisa tetap minum sambil berkendara? (Meskipun disarankan saat minum tetap berhenti untuk alasan safety).

Solusi yang terpraktis adalah : CAMELBACK. Alat yang berupa tas punggung kecil dan ramping berisi penampung air ini (water container) sebenarnya sudah lama dipakai oleh para petualang dengan sepeda gunung (Mountain Bike). Namun sekarang cukup banyak para rider yang juga memanfaatkan alat ini dengan tujuan yang sama : minum dengan simple dan praktis.

 IMG-20120203-01291 Read the rest of this entry »

Awalnya penulis merasa aneh melihat kaum wanita di Bali dan Lombok bekerja sebagai kuli panggul dan pekerja kasar yang biasanya dilakukan hanya oleh kaum pria. Bagi penulis, kaum wanita selalu diindentikan dengan kelembutan dan rasanya tidak layak untuk bekerja kasar seperti itu. Namun rupanya hal itu sudah biasa dilakukan di Bali dan Lombok. Lalu apa yang menyebabkan mereka harus bekerja sekeras itu? alasan paling utama tentunya tuntutan ekonomi.

Berikut beberapa potret wanita Bali dan Lombok yang tengah bekerja keras demi menghidupi keluarganya. Penulis menaruh respect kepada mereka. Sungguh wanita yang terhormat! Mudah-mudahan menteri di negeri ini yang terkait akan kesejahteraan wanita dapat membuka lebar mata mereka ke pelosok daerah.

Wanita Lombok Menjadi Kuli Panggul Pasir di Pelabuhan Gili - Lombok

Wanita di Lombok yang menjadi Kuli Panggul Pasir di Pelabuhan Gili – Lombok

Read the rest of this entry »

“Sarapan….sarapan!!”,

terdengar suara teriakan di pagi hari di homestay di daerah Senggigi- Lombok tempat penulis menginap. Karena penasaran penulis mengintip dari tirai jendela kamar. Sebuah motor bebek keluaran lawas dengan sebuah box plastik di jok belakangnya tanpak nongkrong di depan pintu masuk. Karena perut penulis memang belum terisi apa-apa sejak bangun tadi subuh, maka penulis pun keluar dari kamar dan menghampiri tukang penjaja makanan itu.

Penjual Nasi Djenggo di Senggigi

Penjual Nasi Djenggo di Senggigi

Read the rest of this entry »

Dalam sebuah perjalanan, seringkali kita menemukan hal-hal yang tidak terduga, bahkan menakjubkan. Mungkin bagi para pelakunya, hal-hal tersebut adalah hal-hal biasa. Namun bagi kita yang tidak biasanya melihatnya, maka apa yang mereka lakukan adalah luar biasa, terlebih apa yang mereka lakukan untuk menafkahi kehidupan mereka sehari-hari

Marka Laut di Pelabuhan Lembar - Lombok

Marka Laut di Pelabuhan Lembar – Lombok

Read the rest of this entry »